Get Mystery Box with random crypto!

SEJARAH ISLAM

Telegram kanalining logotibi belajarsejarahislam — SEJARAH ISLAM S
Telegram kanalining logotibi belajarsejarahislam — SEJARAH ISLAM
Kanal manzili: @belajarsejarahislam
Toifalar: Din
Til: Oʻzbek tili
Obunachilar: 12.09K
Kanalning ta’rifi

Kumpulan kisah para Nabi, Sahabat, dan Orang-orang Shalih
Diambil dari berbagai sumber

Ratings & Reviews

3.00

2 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

0

4 stars

0

3 stars

2

2 stars

0

1 stars

0


Oxirgi xabar 5

2023-02-21 01:01:03 Hari Kelima

Pada awal hari kelima, kedua  pasukan membentuk formasi tempur seperti biasanya. Sebagian besar pasukan Muslimin sulit untuk berdiri tegak, bahkan ada yang sulit berdiri karena luka-luka. Kedua belah pihak membentuk barisan siap perang, namun tidak ada yang maju. Setelah lebih 2 jam berdiri, perang belum juga bergema. Tiba-tiba seseorang muncul dari tengah barisan Bizantium, utusan Mahan datang untuk menawarkan gencatan senjata dalam beberapa hari ke depan guna membicarakan kesepakatan perdamaian. Mahan berharap bisa bernegoisasi kembali dengan pasukan Muslimin.

Abu Ubaidah menerima dan menyetujui utusan itu, namun Khalid bin Walid menginterupsi dan menolak tawaran Bizantium dengan mengatakan:

“Kita akan menyelesaikan urusan ini segera!”

Hari itu merupakan hari istirahat dari pertempuran yang berlangsung hebat beberapa hari sebelumnya.

Khalid bin Walid mengetahui bahwa Bizantium sudah tidak memiliki semangat bertempur lagi. Jika sebelumnya pasukan Muslimin hanya menggunakan strategi bertahan, maka kali ini Khalid bin Walid mengubahnya menjadi strategi ofensif sebagai serangan balasan. Ia menyiapkan pasukan Muslimin untuk itu. Semua pasukan kavaleri dijadikan satu grup bersama mobile guard untuk melakukan serangan penuh. Semuanya berjumlah 8.000 ksatria tempur berkuda yang akan melakukan tekanan penuh pada hari berikutnya.

Khalid bin Walid merancang taktik besar. Ia akan mengerahkan kavalerinya untuk menghantam seluruh kavaleri Bizantium dan mengusirnya dari arena pertempuran. Sehingga Bizantium hanya memiliki pasukan infantri tanpa dukungan dan pertolongan kavaleri. Setelah itu ia akan menggerus pasukan infantri Bizantium dari sisi kiri dan belakang hingga tamatlah pasukan Romawi Bizantium.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
222 views22:01
Ochish/sharhlash
2023-02-20 01:12:04 Reactionnya ya... Sbg bentuk support admin
286 views22:12
Ochish/sharhlash
2023-02-20 01:02:07 Para mujahidah yang berjaga di belakang lantas berinisiatif untuk membantu mujahidin dan saudaranya di front terdepan. Beberapa yang bahkan ikut bertempur di barisan terdepan seperti Khaulah, Ummu Hakim dan lainnya. Mereka bertempur tanpa komando, kesadaran dan azzam mereka untuk berjihad berhasil menumbangkan beberapa orang Bizantium.

Saat senja bertandang, pertempuran pun usai, semua pasukan kembali ke baraknya masing-masing. Jumlah pasukan yang mati di kedua belah pihak semakin bertambah dari hari sebelumnya. Pasukan Muslimin yang terluka bahkan jauh lebih banyak dari yang sehat tanpa luka. Khalid bin Walid pada hari itu merasakan luka yang mendalam atas syahidnya Ikrimah yang merupakan teman kecilnya dulu. Pertempuran hari itu menjadi perang yang paling keras dimana Bizantium hampir mencapai kemenangan, dan Khalid sangat tahu makna di baliknya, masa kritis telah lewat.

Malam itu berjalan dengan tenang dan damai. Pasukan Muslimin sangat keletihan begitu banyak terluka.

Abu Ubaidah, pimpinan tertinggi, biasanya memerintahkan komandannya untuk melakukan pengecekan pada penjaga pos terdepan. Namun pada malam itu ia menyadari semua komandannya keletihan sehingga ia sendiri, dengan menahan rasa letihnya yang amat sangat, pergi melakukan patrol sendiri ke pasukan-pasukan penjaga pos terdepan. Inilah sebuah teladan dari seorang pemimpin yang benar-benar kepercayaan umat.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
306 views22:02
Ochish/sharhlash
2023-02-19 01:15:07 Reaction yg banyak, bentuk support admin
264 views22:15
Ochish/sharhlash
2023-02-19 01:01:46 Hari Keempat

Pada hari keempat intensitas pertempuran meningkat. Mahan merencanakan pertempuran pada hari keempat sebagai pertempuran yang menentukan. Khalid pun berpikir serupa, ia melihat hari itu sebagai titik kritis.

Walaupun pasukan Muslimin keletihan dibanding Bizantium, namun semangat dan moral mereka jauh melebihi pasukan musuh.  Pasukan Bizantium mengulang taktik perang seperti hari sebelumnya, menghantam sayap kanan Muslimin. Taktik ini sudah dibaca oleh Khalid sehingga sebelum perang berkecamuk, ia sudah menempatkan pasukan kuat untuk mendukung pertahanan Amru.

Qanater kembali bertemu dengan Amru bin Ash dan Syurahbil. Pasukan Amru bin Ash sempat memukul mundur Qanater namun tidak terlalu berhasil sehingga ia harus menahan keras gebrakan musuh. Sementara Syurahbil kerepotan ditekan Bizantium Armenia yang dibantu pasukan Kristen Arab Jabalah. Akibatnya, pasukan Syurhabil terpukul mundur nyaris mendekati markasnya.

Khalid, seperti biasa, mengerahkan mobile guard-nya untuk merobek tekanan Bizantium pada Syurahbil.
Khalid bin Walid memecah mobile group-nya menjadi dua. Grup 1 dipercayakan kepada Qais bin Khubaira untuk memukul sisi kanan Bizantium, dan grup satunya lagi tetap ia pegang untuk memukul sisi kiri Bizantium yang menekan Syurahbil. Majulah pasukan Muslimin dari sisi kiri Qais, dari tengah Syurahbil, dan Khalid bin Walid dari kanan. Pasukan Bizantium terpukul mundur dimana pada siang hari mereka kembali pada posisi semula.

Sementara pertempuran terus berlangsung di daerah kanan Muslimin, pada bagian kiri, Yazid dan Abu Ubaidah juga berjuang memukul Bizantium.

Pasukan sayap kiri Muslimin mengalami pertempuran berimbang dengan pasukan Gregory, namun banyak Muslimin yang menjadi korban serangan panah Bizantium sehingga banyak yang buta. Ribuan pemanah Bizantium yang berbaris di belakang infantri, menghujani ribuan panah ke arah Muslim sehingga begitu banyak terluka. Begitu banyaknya panah yang melayang di udara, sampai-sampai cahaya matahari seolah meredup seketika. Lebih 500 Muslimin kehilangan matanya karena terkena mata panah sehingga pertempuran pada hari keempat dikenal juga sebagai Hari Kehilangan Mata.

Pasukan pimpinan Yazid dan Abu Ubaidah mundur untuk mengorganisir pasukan dan menghindari jangkauan panah musuh. Kesempatan emas ini tidak disia-siakan Mahan untuk menyerang lebih ganas ke arah Muslimin sehingga pertempuran keras  terus berkobar. Akibatnya Muslimin terpukul mundur lagi, namun tidak bagi Ikrimah bin Abu Jahal yang berada di sisi kiri satuan Abu Ubaidah.

Ikrimah bersama 400 Muslimin bersumpah untuk mati syahid dan  maju memburu syahid ke dalam gelombang pasukan Bizantium. Setelah membunuh lebih dari 400 pasukan Bizantium, mereka pun syahid termasuk Ikrimah dan anaknya Amru. Jika ayah Ikrimah, Abu Jahal yang dikenal musuh yang getol meresahkan kaum Muslimin saat di Mekah, maka anaknya, Ikrimah justru menjadi penghuni surga yang diperebutkan bidadari-bidadari menawan hati.

Situasi kritis yang menimpa satuan Abu Ubaidah dan Yazid tidak membuat mereka patah arang dan lari dari medan tempur.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
286 views22:01
Ochish/sharhlash
2023-02-18 01:20:24 Reaction yg banyak, bentuk support admin
202 views22:20
Ochish/sharhlash
2023-02-18 01:01:02 Hari Ketiga

Setelah kegagalan rencana tempurnya yang terlalu ambisius serta kematian komandan seniornya, Mahan mencoba taktik yang lebih realistis.

Yakni menghantam daerah antara barisan tengah dan sisi kanan pasukan Muslimin yang nampak lemah berdasarkan pengalaman sebelumnya. Qanater memimpin penyerangan ini. Pertempuran pun dimulai dengan benturan antara Bizantium dengan Amru bin Ash dan Syurahbil.

Medan pertempuran terkeras dialami kembali oleh Amru.
Jumlah pasukan musuh yang besar sementara  pasukan Muslimin mulai keletihan karena tidak memiliki pasukan cadangan yang cukup untuk mengganti pasukan yang terluka dan kecapaian. Beberapa  front mulai koyak akibat serangan pasukan Qanater. Tak ayal sebagian Muslimin mundur lari ke belakang, dan lagi-lagi mereka berhadapan dengan para mujahidah, sehingga terpaksa mereka kembali lagi ke depan.

“Lebih mudah menghadapi orang-orang romawi daripada wanita kita!” celetuk seorang prajurit Muslimin.

Seorang mujahidah menghampiri Khalid bin Walid dan menyarankannya untuk segera membantu pasukan Amru. Sang panglima Khalid bin Walid segera mengirimkan mobile guard-nya memukul sisi kanan pasukan Qanater yang merupakan pasukan tengah bagian kanan Bizantium. Pada saat yang sama Amru juga melancarkan serangan balasan kavalerinya dengan memukul sisi kiri Qanater. Sementara Syurahbil memukul balik dari garis depan.

Benturan keras terjadi antar kedua pihak. Qanater pun kelabakan digerus dari berbagai sisi sehingga  ketika masuk waktu sore, ia terpaksa mundur kembali pada posisi awalnya seperti di pagi hari. Pertempuran usai saat matahari terbenam. Ribuan pasukan Bizantium tewas di hari ketiga, sedangkan pasukan Muslimin hanya kehilangan ratusan mujahid. Pada malam harinya, Khalid dan Abu Ubaidah berjalan mengunjungi setiap satuan tempurnya dengan memberi semangat terhadap mereka yang terluka.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
230 views22:01
Ochish/sharhlash
2023-02-17 01:05:10 Reaction yg banyak, bentuk support admin
93 views22:05
Ochish/sharhlash
2023-02-17 01:01:12 Pada bagian sayap kiri, pertempuran tidak kalah keras, pasukan Gregory bertemu dengan Yazid. Pasukan  rantai Gregory bergerak lambat namun solid sehingga menekan pasukan Muslimin. Yazid mengerahkan kavaleri kudanya, namun tidak bisa membalas tekanan Bizantium. Beberapa barisan Muslimin pun mulai koyak sehingga ada yang lari ke belakang.

Tidak sedikit yang lari dari medan pertempuran. Seorang penunggang kuda dari satuan Yazid yang pertama tiba di belakang (markas) adalah Abu Sofyan. Ia disambut pasukan wanita  yang dipimpin Hindun (istrinya) dan Khaulah. Mereka juga menenteng tiang tenda dan bebatuan.

“Mau kemana putra Harb? Kembalilah bertempur dan tunjukkan keberanianmu, dengan begitu semoga engkau mendapat ampunan Allah karena memiliki dosa melawan Rasulullah!” sergah Hindun sambil memukulkan tongkatnya ke kepala kuda suaminya, Abu Sofyan.

Pasukan wanita lainnya juga menyindir dan menyemangati kembali pasukan yang mundur sehingga kembali ke depan barisan. Bahkan ada beberapa mujahidah yang maju ke depan dengan kuda dan berhasil membunuh pasukan Bizantium dengan pedangnya.

Rencana Mahan berhasil, pasukan tengah terjepit dan tertekan ke belakang, begitu pula pasukan sayap Muslimin. Namun belum berhasil mencerai beraikan pasukan pimpinan Khalid Radhiyallahu'anhu. itu.

Di pertengahan hari, Khalid bin Walid memutuskan menggunakan mobile guard-nya dan kavaleri cadangan untuk membalas tekanan musuh serta untuk menstabilkan situasi. Khalid bergerak ke sayap kanan bersama mobile guard dan kavaleri cadangan sayap kanan untuk menyerang sisi pasukan Qanater, pada saat yang sama, Amru bin Ash membalas serangan dari barisan depan. Diserbu dari  dua arah terus menerus, membuat pasukan  yang terdiri dari  orang Slavia ini mundur ke tempat awalnya semula. Amru bin Ash kembali mengambil alih panggung sayap kanan dan menata ulang pasukannya untuk ronde berikutnya.

Khalid bin Walid kemudian bergerak ke arah sayap kiri, bersama Yazid membalas tekanan pasukan Gregory. Khalid bin Walid juga menggerakkan satu resimen kavaleri pimpinan Dhirar untuk menghantam barisan depan pimpinan Dairjan (bagian kanan dari barisan  tengah) sehingga mundur ke belakang.

Khalid bin Walid lalu menerjang pasukan Gregory dengan mobile guard-nya, menyebabkan barisan Gregory mundur, namun bergerak lambat karena adanya rantai yang mengikat antar pasukannya.

Perang Yarmuk Hari Kedua, counter attack sayap kanan Counter attack sayap kiri. Situasi kritis justru melanda pasukan Bizantium, Dhirar berhasil menghancurkan barisan Dairjan bahkan membunuhnya. Saat matahari terbenam, pertempuran pasukan tengah sudah mereda, dan Bizantium kembali mundur seperti pada posisinya di pagi hari. Bizantium juga kembali mengalami kerugian besar  seperti di hari pertama, ditambah moral pasukan yang mulai menurun. Di barisan Muslimin, hanya satuan Amru yang merasakan pertarungan terberat. Secara umum, pasukan Muslimin kembali menunjukkan taring imannya, dimana senjata dan jumlah tidak pernah menjadi prinsip dalam pertempuran jihad.

Para Muslimah pada malam harinya kembali mengobati luka-luka yang diderita para mujahidin. Semangat mereka berkobar karena para mujahidin berhasil memukul mundur pasukan musuh yang lebih besar jumlahnya. Di pihak Bizantium, mereka menderita kerugian besar dimana ribuan pasukannya tewas termasuk salah seorang jendral  elite-nya, Dairjan. Mahan lantas menunjuk Qaren sebagai pengganti Dairjan.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
106 views22:01
Ochish/sharhlash
2023-02-16 01:00:33 Hari Kedua

Mahan, melalui rapat dewan perang di malam hari, memutuskan untuk menyerang Muslimin di waktu fajar, saat pasukan Muslimin diperkirakan tidak siap tempur. Dalam kegelapan malam, beberapa jam lamanya Mahan mempersiapkan serangan. Taktik yang disusunnya yaitu menghantam pasukan tengah Muslimin dengan pasukan tengah, begitu pula pasukan sayap Muslimin dengan pasukan sayapnya, kemudian menggiring tekanan ke arah tengah.

Untuk mengamati jalannya pertempuran, ia membangun menara besar di belakang sayap kanan pasukan dan dijaga oleh 2.000 bodyguard dari Armenia.

Saat masuk waktu fajar, pasukan Bizantium langsung menyerbu Muslimin yang memang dalam kondisi  tidak siap. Namun Khalid radhiyallahu 'anhu telah menyiapkan pasukan penjaga di garis depan sepanjang malam. Pasukan ini menahan singkat gempuran mendadak dari musuh, namun memberi waktu bagi pasukan utama untuk mempersiapkan diri. Matahari belum lagi memancarkan sinarnya saat benturan dua gunung sudah mengguncang bumi.

Bizantium melancarkan serangan untuk menjepit pasukan tengah, terjadi pertempuran yang seimbang dan tidak terlalu keras di bagian tengah.

Namun di sayap kanan, pasukan Bizantium di bawah komando Pangeran Qanater menghantam keras pasukan infantri sayap kanan Muslimin pimpinan Amru bin Ash sehingga tertekan mundur ke belakang. Amru berhasil memukul balik musuh, namun Qanater segera mengganti pasukannya yang masih segar.

Amru berhasil untuk kedua kalinya memukul lawan. Saat pasukan Qanater maju dengan kekuatan barunya (baris ketiga), pasukan Muslimin sudah letih sehingga tertekan dan mundur perlahan-lahan akibat desakan Bizantium.

Amru meminta bantuan dari 2.000 kavaleri MG (Mobile Guard).

Setelah berhasil menahan sesaat  serangan musuh, mereka pun terpukul mundur. Beberapa pasukan infantri Amru lari ke belakang yang sudah begitu dekat dengan markas. Namun tiba-tiba saja mereka dihadang oleh para Muslimah dan mujahidah dengan tiang tenda tajam dan lemparan batu.

“Semoga Allah mengutuk mereka yang lari dari musuh!” teriak seorang Muslimah.

“Engkau bukan suamiku jika engkau tidak bisa menyelamatkan kami dari orang-orang kafir!” teriak yang lain.

Merasa malu mendapat celaan dan  takut akan murka Allah, beberapa pasukan yang mundur, kembali maju ke depan. Amru bin Ash kemudian melancarkan counter attack yang kedua dengan infantri dan kavalerinya.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam
301 views22:00
Ochish/sharhlash