Get Mystery Box with random crypto!

Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu (Pengurus Air Min | SEJARAH ISLAM

Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu
(Pengurus Air Minum untuk Dua Kota Suci)

SERI 1

Pada suatu musim kemarau, di waktu penduduk dan negeri ditimpa kekeringan yang menyedihkan, Amirul Mukminin Umar bersama kaum Muslimin keluar ke lapangan terbuka, untuk menunaikan shalat istisqa’, dan berdoa merendahkan diri kepada Allah Yang Maha Penyayang agar mengirimkan awan dan menurunkan hujan kepada mereka.

Umar berdiri sambil memegang tangan kanan Abbas dengan tangan kanannya, dan mengangkatnya ke arah langit sembari berdoa,

“Ya Allah, sesungguhnya kami pernah memohonkan hujan dengan perantara Nabi-Mu, pada masa beliau masih berada di antara kami. Ya Allah, sekarang kami meminta hujan kepada-Mu dengan perantara paman Nabi-Mu, maka turunkanlah hujan untuk kami.”

Saat kaum Muslimin belum meninggalkan tempat mereka, tiba-tiba awan tebal datang dan hujan lebat pun turun mendatangkan suka cita, menyiram bumi dan menyuburkan tanah. Para sahabat pun menemui Abbas, memeluk dan menciumnya. Mereka ingin mendapatkan berkah dengan penghormatan itu, sambil berkata,

“Selamat kami ucapkan untukmu, wahai penyedia air minum Dua Kota Suci.”

Siapakah dia penyedia air minum Dua Kota Suci ini?
Siapakah sejatinya orang yang dijadikan Umar sebagai perantara baginya kepada Allah, padahal Umar sendiri merupakan sosok yang sudah tidak asing lagi bagi kita soal ketakwaan, lebih dulunya ia masuk Islam, serta kedudukannya di sisi Allah, Rasul-Nya, serta di sisi orang-orang beriman?

Ialah Abbas, paman Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ memuliakannya sebagaimana ia pun mencintainya. Beliau memujinya dan menyebut-nyebut kebaikan perilakunya dengan ungkapan,

“Inilah orang tuaku yang masih ada. Inilah dia Abbas bin Abdul Muthalib, orang Quraisy yang paling pemurah dan sangat ramah.”

Sebagaimana Hamzah adalah paman Nabi yang seusia dengan beliau, Abbas pun merupakan paman sekaligus teman sebaya beliau. Semoga Allah meridhai mereka berdua.

Perbedaan usia antara keduanya hanya terpaut dua atau tiga tahun, di mana Abbas lebih tua dari Rasulullah pun demikian dengan beliau dan Abbas, keduanya merupakan dua orang anak yang sebaya dan dua orang pemuda dari satu angkatan. Ikatan kekeluargaan bukanlah satu-satunya alasan yang menyebabkan keakraban dan terjalin persahabatan yang intim antara keduanya, karena persamaan usia tidak kurang berpengaruhnya.

Hal lain yang menyebabkan Nabi ﷺ selalu memprioritaskan Abbas di tempat pertama ialah karena akhlak dan budi pekertinya.

Abbas adalah orang yang pemurah dan sangat dermawan, seolah-olah dialah paman atau bapak kedermawanan. Ia selalu menjaga dan menyambung tali silaturahmi dan kekeluargaan, dan untuk itu tidak segan-segan mengeluarkan tenaga ataupun harta. Di samping itu semua, ia juga seorang yang cerdas, bahkan sampai ke tingkat jenius, dan dengan kecerdasannya ini yang didukung oleh kedudukannya yang tinggi di kalangan Quraish, ia sanggup banyak menyingkirkan banyak gangguan dan kejahatan dari Rasulullah ketika beliau menampakkan dakwahnya secara terang-terangan.

Dalam pembicaraan kita sebelumnya tentang Hamzah, kita mengenal Hamzah selalu memusuhi kezaliman orang Quraisy dan kebiadaban Abu Jahal dengan pedangnya yang ampuh.

Adapun Abbas, ia memusuhinya dengan kecerdasan dan kecerdikan yang memberi manfaat bagi Islam sebagaimana halnya senjata pedang yang bermanfaat dalam membela dan mempertahankan haknya.

Abbas tidak mengumumkan keislamannya kecuali pada tahun pembebasan Mekah, yang menyebabkan ahli sejarah memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang yang belakangan masuk Islam. Namun, riwayat-riwayat lain dalam sejarah menyatakan bahwa ia termasuk orang-orang Islam angkatan pertama, hanya saja menyembunyikan keislamannya.

Abu Rafi’ yang merupakan pelayan Rasulullah ﷺ menuturkan, “Saat masih kecil aku merupakan pelayan Abbas bin Abdul Muthalib, dan waktu itu Islam telah masuk di kalangan kami, ahli bait. Abbas, Ummul Fadhl, dan aku memeluk Islam. Namun, Abbas menyembunyikan keislamannya waktu itu.”

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah

@BelajarSejarahIslam