Get Mystery Box with random crypto!

PASUKAN ISLAM MENGHANCURKAN PASUKAN PERSIA DALAM PERANG BUWAIB | SEJARAH ISLAM

PASUKAN ISLAM MENGHANCURKAN PASUKAN PERSIA DALAM PERANG BUWAIB RAMADHAN 3H

Muhib Al-Majdi (Arrahmah.com)

Pasukan Islam mengalami kekalahan berat pada bulan Sya’ban 13 H dari pasukan Persia dalam perang Jisr. Panglima Abu Ubaid Ats-Tsaqafi dan tujuh komandan penggantinya gugur dalam pertempuran. Lebih dari 4000 tentara Islam gugur dan tenggelam di sungai Eufrat, sebagian kecil sisanya melarikan diri ke Madinah dan sebagian lainnya menggabungkan diri dengan pasukan Islam dibawah panglima Mutsana bin Haritsah Asy-Syaibani.

Khalifah Umar bin Khatthab segera mengirimkan pasukan bantuan yang dipimpin oleh para tokoh sahabat. Diantara mereka terdapat sahabat Jarir bin Abdullah Al-Bajali beserta seluruh pemuda dari suku Bajalah. Para komandan Islam lainnya di Irak juga mengirimkan sebagian pasukannya kepada panglima Mutsana bin Haritsah Asy-Syaibani sehingga terkumpul jumlah pasukan yang besar.

Saat imperium Persia mengetahui menguatnya pasukan Mutsana bin Haritsah, mereka segera mengirim sebuah pasukan besar dibawah panglima Mihran untuk memeranginya.

Pasukan Islam dan pasukan Persia bertemu di sebuah tempat bernama Buwaib, dekat kota Kufah. Antara pasukan Islam dan pasukan Persia dipisahkan oleh deras dan lebarnya sungai Eufrat.

Pasukan Persia menantang kaum muslimin, “Pilihlah, kalian yang harus menyeberangi sungai untuk menyerang kami ataukah kami yang akan menyeberangi sungai untuk memerangi kalian!”

Teringat kekalahan berat dalam perang Jisr di atas sungai Eufrat, pasukan Islam menjawab, “Jika kalian berani, seberangilah sungai!”

Maka pasukan besar Persia pun mulai menyeberangi sungai Eufrat.

Saat itu adalah bulan suci Ramadhan tahun 13 H.
Panglima Mutsana bin Haritsah memerintahkan kepada pasukan Islam untuk makan dan tidak berpuasa, agar mereka lebih kuat untuk menjalani pertempuran sengit.

Panglima Mutsana bin Haritsah mulai memeriksa kesiapan pasukannya. Setiap kali ia melewati sebuah kesatuan dan panji, ia menyampaikan nasehat kepada mereka untuk berjihad, bersabar, diam dan bertahan dengan teguh.

Panglima Mutsana bin Haritsah memberikan perintah kepada para komandannya:

إِنِّي مُكَبِرٌ ثَلاَثَ تَكْبِيرَاتٍ فَتَهَيَّأُوا، فَإِذَا كَبَّرْتُ الرَّابِعَةَ فَاحْمِلُوا

"Saya akan memekikkan takbir sebanyak tiga kali, maka bersiap-siaplah kalian. Jika aku telah memekikkan takbir pada kali keempat, maka serbulah!”

Para komandan dan pasukan Islam mendengarkan dan mematuhi perintah tersebut.

Baru saja Mutsanna bin Haritsah memekikkan satu kali takbir,

pasukan Persia telah menyerbu mereka dengan ganas. Maka pertempuran sengit pun tak bisa dihindari lagi.

Serbuan besar-besaran pasukan Persia membuat celah di salah satu barisan pasukan Islam yang dihuni oleh suku Bani Ijl.

Mutsana bin Haritsah segera mengirim utusan kepada pasukan Bani Ijl dan berpesan kepada mereka,

اَلْأَمِيرُ يَقْرَأُ عَلَيكُمُ السَّلاَمض وَيَقُولُ لَكُمْ: لاَ تَفْضَحُوا اْلعَرَبَ اْليَوْمَ

“Panglima menyampaikan salam kepada kalian dan berpesan kepada kalian: ‘Janganlah kalian membuat cela bagi bangsa Arab pada hari ini!”

Mendengar wasiat dan pesan panglima Mutsana tersebut, pasukan Islam dari Bani Ijl bertahan dengan teguh sehingga celah pasukan Islam berhasil ditutup kembali.

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam