Get Mystery Box with random crypto!

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa setelah Umar Al-Faruq d | SEJARAH ISLAM

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa setelah Umar Al-Faruq diangkat sebagai khalifah, dia menulis surat kepada Khalid bin Walid. Dalam surat tersebut Umar bin Khatthab melarang Khalid bin Walid untuk tidak memberikan kambing atau onta kecuali atas seizinnya. Khalid bin Walid kemudian menulis surat kepada Umar Al-Faruq berisi, “Jika engkau menginginkan saya tetap menjabat, maka biarkan saya dalam keadaan seperti ini. Jika tidak, maka terserah engkau melakukan sesuatu sesuai dengan kebijaksanaanmu.”

Umar berkata, “Tidaklah aku berada dalam kebenaran jika aku mengusulkan suatu pendapat kepada Abu Bakar dan tidak aku lakukan.” Maka khalifah Umar bin Khatthab pun kemudian memecat Khalid bin Walid.[7]

Lebih dahulu, Umar bin Khatthab meminta kepada Khalid bin Walid untuk melaksanakan perintahnya. Akan tetapi Khalid bin Walid menolaknya. Bahkan, sebagaimana pada masa Abu Bakar mengirim surat kepadanya, Khalid bin Walid meminta kepada Umar bin Khatthab untuk membiarkannya melakukan sesuai kebijaksanaannya. Akan tetapi Umar Al-Faruq menolak ide Khalid bin Walid tersebut. [8]

Umar bin Khatthab memecat Khalid bin Walid karena suatu kebijakan yang diterapkan olehnya. Seorang pemimpin negara berhak untuk mengatur pemerintahan. Dan pada dasarnya tanggung jawab urusan pemerintahan berada di pundak kepala negara.

Dan Khalid bin Walid pun menerima pemecatan dirinya dengan hati yang lapang. Dia tetap bersedia berperang di bawah komando Abu Ubaidah, penggantinya selama enam tahun lamanya. Dan selama itu dia tidak pernah berselisih dengan Abu Ubaidah. Khalid bin Walid juga tidak mengingkari kemuliaan akhlak Abu Ubaidah dan ia selalu menghormatinya. Khalid selalu pergi bersamanya, mengikuti perintahnya, menghormati pendapat-pendapatnya dan selalu mendahulukan keputusannya. Sikap Khalid bin Walid ini menunjukkan atas ketulusan hatinya dalam berjuang. Atas jasanya, pasukan Islam berhasil menaklukkan Damaskus dan Qinsirin. Sikap yang ditunjukkan Khalid setelah pemecatannya menunjukkan atas kemuliaan jiwanya. Dia tetap Khalid bin Walid, pedang Allah, baik sebagai komandan atau anggota pasukan.

[1] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 321-322.
[2] Al-Bidayah An-Nihayah, jilid VII, hal. 115
[3] Tarikh Al-Islami, Jilid XI, hal. 146
[4] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 331.
[5] Ibid., hal. 332
[6] Ibid., hal. 332
[7] Al-Bidayah An-Nihayah, jilid VII, hal. 115.
[8] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 332.

Diringkas dari Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Khattab, Pustaka Al-Kautsar 2013

Kita lanjutkan kisahnya besok, insyaallah...

@BelajarSejarahIslam