Get Mystery Box with random crypto!

Ketika mereka telah naik di atas pagar mereka meneriakkan takb | SEJARAH ISLAM

Ketika mereka telah naik di atas pagar mereka meneriakkan takbir dengan suara kuat. Langsung pasukan Islam bergerak maju menaiki tangga-tangga yang telah disiapkan, segera Khalid dan para jagoan Islam turun ke bawah menuju para penjaga pintu benteng dan berhasil membinasakan mereka.

Kemudian Khalid beserta para sahabatnya memotong penutup pintu dengan pedang-pedang mereka hingga berhasil membuka pintu benteng dengan paksa, maka masuklah seluruh pasukan Khalid menyerbu dari pintu bagian Timur. Ketika penduduk mendengar suara takbir, mereka bangkit dan tiap tiap pasukan berangkat menuju tempat masing-masing di dekat pagar, tanpa mengetahui apa yang telah terjadi, setiap kali pasukan mereka berdatangan ke arah pintu benteng bagian timur pasti dibunuh oleh pasukan Khalid. Akhirnya Khalid segera memasuki kota sambil membunuh siapa saja yang mereka jumpai.

Adapun para penjaga pintu berangkat menuju pemimpin mereka memohon agar meneriakkan keluar pagar untuk berdamai -sebelumnya pasukan Islam telah mencoba mengajak mereka berdamai dengan syarat menyerahkan setengah hasil bumi mereka namun mereka menolak- maka ketika mereka meminta berdamai dan menerima persyaratan tersebut kaum muslimin menerima kesepakatan damai itu. Para sahabat tidak mengetahui apa yang diperbuat Khalid dengan tentaranya yang kini telah berada di dalam benteng musuh. Akhirnya seluruh pintu dibuka dan seluruh pasukan masuk ke dalam benteng untuk berdamai. Namun ketika mereka telah sampai di dalam mereka menjumpai Khalid tengah berperang membunuhi personil musuh yang mereka temui.

Para sahabat berkata kepada Khalid, “Sesungguhnya mereka telah kami jamin keamanan jiwanya”, namun Khalid berkata, “Tidak, aku telah berhasil membuka benteng dan menaklukkannya dengan perang.”

Setelah itu para pemimpin berkumpul di tengah-tengah negeri itu tepat di sisi Gereja al-Miqsalat dekat jalan ar-Raihan sekarang.

Inilah jalan cerita yang disebutkan Saif bin Umar dan lain-lainnya. Dan inilah riwayat yang paling masyhur, bahwa Khalid lah yang membuka pintu dengan paksa, namun sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa Abu Ubaidah yang telah membuka benteng, dan ada juga yang berpendapat malah Yazid bin Abi Sufyan yang membuka pintu, Khalid yang berdamai dengan penduduk negeri itu. Mereka telah membalikkan jalan cerita yang masyhur dan diketahui banyak orang, wallahu a’lam.

Para sahabat beselisih, ada yang mengatakan bahwa benteng kota ini ditaklukkan dengan damai oleh amir mereka Abu Ubaidah. Tetapi yang lain berkata bahwa benteng ini ditaklukkan dengan secara paksa lewat peperangan, yakni ditaklukkan oleh Khalid dengan pedang.

Merasa masalah ini belum selesai maka mereka berangkat menuju para pemimpin pasukan lain-nya yang bersama Abu Ubaidah. Abu Ubaidah akhinya berdamai dengan mereka, dan mereka sepakat untuk membagi benteng dengan ketentuan bahwa setengahnya ditaklukkan dengan damai dan setengah lagi ditaklukkan lewat perang. Dengan demikian penduduk Damaskus memiliki setengah dari wilayah ini, dan setengah lagi menjadi milik para sahabat. Hal ini diperkuat dengan yang telah disebutkan Saif bin Umar bahwa para sahabat sebenarnya telah meminta mereka berdamai dengan syarat mereka membayar setengah hasil bumi mereka, namun mereka menolak. Maka ketika mereka merasa putus asa mereka segera menerima tawaran tersebut. Sementara para sahabat tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh Khalid.

Oleh karena itu para sahabat mengambil setengah dari bangunan gereja terbesar di Damasukus yang disebut dengan nama Gereja Yoharmes, dan menjadikan daerah timur gereja ini sebagai masjid. Sementara setengah dari daerah bagian barat tetap menjadi milik penduduk Damaskus. Di samping itu terdapat 14 gereja lainnya yang tetap dibiarkan menjadi milik mereka. Ditambah dengan setengah wilayah gereja Yoharmes yang sekarang menjadi Masjid Jami’ Damaskus. Khalid menuliskan untuk mereka surat perjanjian damai dan jaminan keamanan yang disaksikan oleh Abu Ubaidah, Amr bin al-Ash, Yazid dan Syarhabil.

@BelajarSejarahIslam